Monday, 26 January 2015

Why I Don’t Need to ‘DATE’ to Find My Future Partner

Here's another of my "ups and downs" moment post.
Judging from the situation, you can actually tell that I'm not (really) emotionally stable ever since you know when.

Especially after discovering that he's been tagging her, and she's been tagging him.  And me on the other hand have been unwittingly tapping twice on the photos.  Stupid.  But it's all over, I guess.  And yes, it actually is.  Because I said so.

And... here's an article I thought I needed so much as an eye-opener.  Not saying I'm oblivious to this, but it well serves as a great reminder.

On another note, I felt better since I've let it all out with my best friends, Alhamdulillah!  Now, just waiting for the time.. (which surprisingly my no. 1 BFF agreed to.. no arguments no buts.. just agreeing.  So hooray!!)

Indeed, Allah is the best planner. ;)

----------------------------------

This is something I have had to learn the hard way. I know so many of us are victims of heart breaks and what not, trust me you will be fine. Hopefully after reading this you would be.

I have three reasons that have made me decide not to date. These are of recent, but I hope you’re able to see them as genuine reasons, though these things take time to come to terms with but a step at a time In sha Allah will make it easier for you.

My reason are…

I need to be loved by Allah:

Allah’s love is the best love to strive for. It is love we should be crying for, because Allah is the only one who we can run back to more than 8 billion times and HE will continue to give us chances. I need to make my love for Allah so strong, that He is the only one I look for, I cry to, tell all my problems because Allah can never get tired of me, Allah loves it when we go to Him. He always provides for us. My loving Allah is me being able to run to only Him in my time of need because, He is the only one who can help me. When I fall out of place I always turn back to Him and He is the one who forgives (Al-Ghafur). Allah does all this for me and in the end I need to appreciate everything that He has done and given to me. To praise Him and worship Him day and night. To live my life to please Him. I being able to trust only Him and to believe in Him are the ways I can return the favours Allah has given to me. I have to obey Him and knowing Allah does not like certain types of things I must abstain from them to increase my bond with my Lord.

Trusting that Allah would bring the right person to me:

This is me knowing that loving Allah is the foundation that every other love is built upon. Love will be in its purest form once the foundation is solid. You trust Allah, and He will give you the one who deserves you, who will take care of you and make you make you their queen because Allah already destined it to be with him. But when we begin to fall out and begin to try our luck with everyone, we will only end up broken because they are not the ones for us. We need to keep calm and relax, the one who Allah wrote down next to you more than a million years ago is going to come at the right time and trust me when you see them you will know that this is the one.

Not wanting Allah to be angry at me and the one that I love:

Loving someone so dearly would make me leave him till the time is right because, I know I don’t want to ruin him or myself in the sight of Allah. It is me being able to hold myself from the fitnah of adoring and wanting them before marriage because I want a perfect future with them. Knowing that Allah will be pleased if I can wait till one day I approach him or he approaches me for the purpose of eternal pure love (marriage) and both of us not engaging ourselves in things that will only cause the wrath of Allah on us. For if I love someone so dearly that I would want to spend the rest of my life with them I would want Allah to be pleased with the person, me and the both of us together. Therefore I will wait until the time is right when marriage becomes an option for me to choose. Doing this for the sake of Allah, So Allah would be pleased with us and He would shower his blessings on us and the relationship because of its purity and its purpose.

True love starts after nikkah, protecting yourself from the curse and starting love in its purest form. Halal relationships are what will lead you to eternal peace and abundance of love. What’s better than a love that’s for the sake of Allah and built on the fear of Allah, that will end with two of you in Jannah?

It’s for yourself, for your soul and for the one you love. Take a step at a time and In sha Allah it’ll be fine ❤

May Allah forgive us for those sins we have committed knowingly and unknowingly and may He grant us the strength to move closer to him.

Jazaka ’Allah Khair

Fatima xx

----------------------------------

Yours sincerely,
'Izzah Syauqina

Thursday, 22 January 2015

Kisah Pemandi Mayat & Mayat Pelacur

Pada zaman Imam Malik, terdapat seorang wanita yang buruk akhlaknya. Dia selalu tidur bersama lelaki dan tidak pernah menolak ajakan lelaki (pelacur). Tiba pada hari kematiannya, ketika mayatnya dimandikan oleh seorang wanita yang kerjanya memandikan mayat, tiba-tiba tangan si pemandi mayat itu terlekat pada batang tubuh jenazah wanita itu.

Semua penduduk dan ulama’ gempar akan hal itu.Mana tidaknya, tangan si pemandi mayat terlekat sehingga semua orang di situ mati akal untuk melepaskan tangannya dari mayat wanita terbabit.

Terdapat berbagai cadangan dan pandangan untuk menyelesaikan masalah itu. Akhirnya ada 2 pandangan yang dirasakan sesuai tetapi berat untuk dijalankan.

Pertama, memotong tangan wanita pemandi mayat dan yang kedua pula tanam/kebumikan kedua-duanya iaitu pemandi mayat dan jenazah itu sekali gus.

Oleh kerana kedua-dua cadangan tersebut masih lagi kurang sesuai, salah seorang dari mereka mereka memutuskan untuk meminta pendapat daripada Imam Malik.

Imam Malik bukan calang-calang orang yang memberi fatwa. Apabila Imam Malik sampai dan melihat apa yang berlaku, Imam Malik bertanya kepada wanita pemandi mayat itu :

“Apakah kamu lakukan atau berkata apa-apa kepada si mati semasa memandikannya”?

Perempuan memandikan mayat tersebut bersungguh-sungguh menjawab bahawa dirinya tidak berbuat atau tidak berkata apa-apa pun ketika menguruskan jenazah.

Selepas diasak dengan berbagai pertanyaan dan takut tangannya akan dipotong atau ditanam sekali dengan mayat, akhirnya wanita pemandi mayat itu berkata bahawa dia ada berkata :

“Berapa kalilah tubuh ini telah melakukan zina sambil menampar-menampar dan memukul-mukul berkali pada batang tubuh si mati”.

Imam Malik berkata : “Kamu telah menjatuhkan Qazaf (tuduhan zina) pada wanita tersebut sedangkan kamu tidak mendatangkan 4 orang saksi. Dalam situasi begini, di mana kamu nak cari saksi? Maka kamu harus dijatuhkan hukuman hudud 80 kali sebatan kerana membuat pertuduhan zina tanpa mendatangkan 4 saksi.”

Semasa wanita pemandi mayat itu dikenakan hukuman, bila tiba sebatan yang ke 80, maka dengan kuasa Allah SWT, terlepaslah tangannya dari mayat tersebut.

PENGAJARAN :

Jaga lidah jangan sebarkan fitnah. Jangan bersangka buruk dengan kuasa Allah Taala. Kalau kita tahu dia itu seorang pelacur sekalipun, tapi kalau kita tak pernah lihat perbuatan maka kita dilarang menuduhnya berzina. Diharap kisah Imam Malik dan Pemandi Mayat ini dijadikan sebagai tauladan dan ikhtibar. Kerana itu ingatlah, apabila kita membantu menyebar sesuatu perkara buruk dalam masyarakat,negeri atau negara, yang mana kita tidak menyaksi dan tiada saksi, maka tunggulah suatu hari, kita akan menerima balasannya, walaupun peristiwa berlaku. Berhati-hatilah semua dan jangan terjerat dengan jarum-jarum kejahatan.

----------------------------------

Yang ikhlas,
'Izzah Syauqina

Wednesday, 21 January 2015

Teman, Aku Ingin...

Teman tersayang,
Aku ingin kita seperti Abu Bakar al-Siddiq,
Persahabatan dijalin kerana al-Khaliq,
Harta dikorban bukan sedikit,
Cintakan kebenaran, sanggup bersakit.

Serta tawakkal Ibrahim mulia,
Ketika meninggal insan tercinta,
Di bumi tandus tanpa bicara,
Meyakini Allah sebagai Penjaga.

Aku impikan antara kita seorang Umar,
Berdiri tatkala tunduknya manusia,
Bersuara tatkala diamnya mereka,
Menggerunkan musuh durjana.

Serta senyuman Syed al-Qutb,
Ketika berhadapan dengan tali maut,
Akidah mantap tidak terrenggut,
Roh dakwahnya tidak surut.

Aku ingin kita seteguh Ibnu Zubbair,
Menahan panahan Hajjaj dengan rela,
Bersama si ibu tua,
Lantas syahid, rohnya ke syurga.

Marilah kita menyemai benih Hassan al-Banna,
Fikrahnya jernih, menggegar dunia,
Merelakan tubuhnya dimamah peluru,
Demi menegakkan kalam Allah dan Rasul.

Aku cintakan pemuda Giffari,
Menentang kezaliman walaupun diancam,
Moga kan lahir lagi di adab ini,
Jiwa jitu pemuda yang tak pernah suram.

Aku ingin kita sepemaaf Yusuf,
Tetap mencintai saudaranya,
Walaupun dihumban ke perigi tua,
Terpisah dari ayahanda bertahun lama.

Aku ingin pusara kita harum mewangi,
Bagai harumnya pusara Masyitah,
Semerbak kasturi.

Aku ingin persahabatan indah ini,
Bisa menjadi syafaat,
Di Mahkamah Mahsyar nanti.

- Tautan Hati

----------------------------------

Yang ikhlas,
'Izzah Syauqina

Thursday, 15 January 2015

Tersungkur

بسم الله الرحمن الرحيم


Kau tidak sama seperti yang kukenali
Dahulu kau beragama kini kau lali
Namun kau tetap sahabat, namamu di hati
Takkan kubiarkan kau
TERSUNGKUR
sendiri.
- Hassan Al-Banna -

Yang ikhlas,
'Izzah Syauqina 

Sunday, 11 January 2015

Terguris Lagi

بسم الله الرحمن الرحيم

Hari Khamis, tanggal 8hb Januari, dia kehilangan satu-satunya pahlawan dalam hidupnya.  Aku hadir atas rasa simpati dan atas permintaan sahabatnya, T.  Aku sedar tak ada apa yang dapat aku lakukan saat ini.  Aku hanya mampu memberinya kekuatan dari jauh.  Harapanku, semoga dengan kehadiranku.. dia tahu aku sentiasa ada bila dia memerlukan.  Walaupun hati ini sering disakiti... sengaja ataupun tidak. 

Kehadiran aku.. aku tak harapkan apa-apa balasan.  Cukup dia tahu aku ada.  Aku puas.  Hampir bangga dengan pengorbanan kecilku.

Pada mata ramai, dia tampak kuat dan tenang.  Namun aku tahu, dalam hatinya dia menangis.  Aku cukup faham nalurinya yang mudah tersentuh oleh keadaan.  Apatah lagi di saat dia baru sahaja kehilangan orang tersayang.

Dua malam kemudian, doaku selama ini terjawab.  Aku berpeluang untuk berbual bersamanya.  Dalam doa, aku panjatkan kesyukuran.

Dia bersahaja.  Aku layankan perbualannya.  Harapanku agar perbualan ini dapat membuat dia tersenyum walau sekejap cuma.  Cerita saling bertukar.  Maklum saja sejak hari itu, dia jarang menghubungi aku.  Hampir 7 bulan lamanya.

Inti perbualan kami membuat aku tersenyum, tertawa, dan.... menangis.  Kenapa?

:) Ternyata sangkaan aku berbulan yang lalu benar belaka.  Yes, my instincts are that strong.  Dia berubah hati sekali lagi.  Aku rasa tertipu.  Dan kali ini, ia benar-benar menyakitkan.

Tak.  Aku langsung tak terkejut.  Itulah kebiasaannya.  Dia hanya akan hadirkan diri bersama aku bila dia keseorangan.  Aku redha, dan aku terima.

----------------------------------

"Mana ada manusia yg tak ada masalah? Orang yg rasa dirinya tak bermasalah sebenarnya sangat bermasalah. Orang yg terlalu fikirkan masalahnya juga sangat bermasalah dgn dirinya sendiri.

Kita patut jadi orang pertengahan. Bila didatangi masalah, hadapinya dgn tenang dan tabah. Fikir positif terhadap masalah yg menimpa sebab itu bukti cinta Allah pada kita. Kita kena bijak merungkai permasalahan yg berserabut di fikiran satu per satu. Yakinlah, setiap satu masalah yg menimpa, Allah datangkan dgn seribu satu penyelesaian. Kita tak harus hanya merintih pada masalah.. tapi kena cari jalan keluarnya."

- Tautan Hati

----------------------------------

Puas aku mengadu pada Yang Esa.  Keputusan sudah ku ambil.  Hanya tunggu masa yang sesuai.  Aku tak mampu disakiti lagi oleh orang yang telah mencuri tempat di hatiku.

Maafkan aku T, aku tak mampu nak tunaikan permintaanmu.  Keputusan aku mukhtamad.  Tiada yang dapat merubah hati aku melainkan dengan ketentuan Allah..

Yang ikhlas,
'Izzah Syauqina